LAPORAN PRAKTIKUM MANAJEMEN TATA LINGKUNGAN AKUATIK KERAMBA JARING APUNG BUDIDAYA IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO)



 LAPORAN PRAKTIKUM
MANAJEMEN  TATA LINGKUNGAN AKUATIK
KERAMABA JARING APUNG BUDIDAYA IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO)
Dosen pengampu
Farida, S.Pi, M.Si






Disusun oleh
Mizan
 (131110194)

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2015




KATA PENGANTAR


Puji dan syukur kehadirat Allah Subhana Wata’ala, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan hasil Laporan Praktikum “Fisiologi Hewan Air”  Pada kesempatan ini kami sampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada bapak/ibu. Eka Indah Raharjo S.Pi M.SI dan Farida S.PI M.SI  selaku dosen pengampu serta semua pihak yang telah membantu memberikan saran, gagasan dalam penulisan makalah ini
Kami  menyadari dalam penulisan dan penyusunan  laporan  ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan, baik dari segi materi maupun penyusunan kalimat yang kurang sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan untuk kesempurnaan penulisan dan penyusunan laporan praktikum ini. Akhirnya kami berharap semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan semua pihak umumnya.



                                                                                        Pontianak, 24 Juni 2015
Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kalimantan barat merupakan daerah yang mempunai sungai yang sangat panjang yang merupakan potensi yang sangat besar bagi sumerdaya perikanan. Namun potensi ini juga memiliki tantangan yang amat besar dalam pengelolaannya, khususnya untuk memperoleh manpat ekonomi yang sangat optimal, dengan adanya perkembangan dalam ilmu dan teknologi dalam dunia perikanan bisa meninkatkan penghasilan masarakat, dan bisa memenuhi kebutuhan masarakat akan protein dan gizi 
Budidaya perikanan air tawar saat ini sangat banyak digemari masarakat kalimantan barat pada umumnya dan kota Pontianak khususnya, ini terbukti makin bertambah banyaknya orang yang melakukan kegiatan perikanan baik pembesaran maupun pembibitan. Ini merupakan suatu bukti bahwa dudidaya perikanan air tawar sangat diminati orang Kalimantan barat.
Sungai kapuas sangat panjang dan lebar jadi alternatip yang digunakan untuk kegiatan perikanan adalah dengan sistim Keramba Jaring Apung (KJA). Mengingat Kota Pontianak dialiri oleh sungai kapuas sangat baik bila sungai kapuas bisa dimanpaatkan untuk kegiatan budidaya ikan dan bisa meninkatkan kesejahteraan masarakat yang tingal di sekitar sungai kapuas, Pemeliharaan ikan yang dilakukan masarakat yaitu sistim keramba jaring apung (KJA). Kegiatan pemeliharaan ikan yang dilakukan masarakat ada yang dilakukan secara indipidu dan ada yang melakukan secara berkelompok. Jenis ikan yang biasanya dibudidaya adalah jenis ikan mas, nila, bawal, lele dll.
Budidaya adalah salah satu usaha yang dilakukan untuk mendapatkan benih ikan dan jumlah yang di inginkan dengan tujuan tertentu, baik tujuan somatik (budidaya dengan tujuan pemasaran) maupun tujuan genetik ( budidaya ikan dengan tujuan benih).
Menurut beberapa penusaha dan petani yang sempat kami hubungi, budidaya di Keramba Jaring Apung memang sangat menguntungkan. Namun untuk meraihnya. kita tidak boleh hantam kromo. Dengan kata lain, untuk meraih keuntungan, sebelumnya ada beberapa aturan khusus harus terpenuhi. Pemanpaatan sungai kapuas menyangkut kepentingan masarakat luas. Kita dituntut agar fungsi utama perairan, kelestarian sumber daya hayati, dan ekosistim perairan harus kita pertahankan. Jadi kita harus bertanggung jawab untuk memelihara lingkungan hidup.
Ridwan(1980),Secara umum yang dimaksud dengan ikan adalah hewan vertebrata yang berdarah dingin yang hidup di air, perkembangan dan keseimbangan menggunkan sirip pada umumnya bernapas dengan insang sedangkan ilmu pengetahuan yang membahas tentang ikan dan segala aspek yang berhubungan dengannya adalah Ikhtiologi
Usaha perikanan yang ada di Indonesia merupakan perpaduan antara usaha perikanan darat dan perikanan laut. Ikan merupakan sumber protein yang paling murah dibanding dengan sumber protein yang lainnya seperti telur, susu dan daging (DINAS PERIKANAN KABUPATEN BENGKALIS, 1996/1997).
                                              
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1  Keramba Jaring Apung
             Keramba Jaring Apung (KJA) merupakan tempat pemeliharaan ikan yang memungkinkan air dapat keluar masuk dengan mudah melalui sisi dan dasar keramba menuju perairan sekitarnya. Pertukaran air ini akan memasok air yang segar dengan kadar oksigen yang tinggi bagi ikan di dalam keramba dan mengganti air yang telah mengandung sisa pakan yang tidak termakan dan sisa metabolisme tubuh (feces). Sistem pertukaran yang baik pada KJA menyebabkan pertumbuhan ikan akan lebih baik. Metode KJA sebagai teknik akuakultur memiliki beberapa keuntungan diantaranya tingginya padat penyebaran, jumlah dan mutu air selalu memadai, tidak diperlukan pengolahan tanah, lebih mudah melakukan pengendalian terhadap gangguan predator (pemangsa), dan juga pemanenan. Posisi Keramba Jaring Apung (KJA) lebih baik jauh dari jalur transportasi laut, dimana perahu atau kapal sering melintasi jalur tersebut. Selain itu disebabkan juga karena kapal-kapal mengeluarkan sisa-sisa pembakaran sehingga menyebabkan lingkungan menjadi tercemar. Oleh karena itu, biasanya lokasi untuk budidaya ditempatkan di daerah teluk, selat diantara pulau-pulau yang berdekatan, atau di perairan terbuka dengan terumbu karang penghalang (barrier reff) yang cukup panjang

2.1.Usaha Keramba Jarring Apung dan Keramba Jaring Tancap
Sungai merupakan suatu bentuk ekositem aquatic yang mempunyai peran penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air (catchment area) bagi daerah disekitarnya, sehingga kondisi suatu sungai sangat dipengaruhi oleh karakteristik yang dimiliki oleh lingkungan disekitarnya. Sebagai suatu ekosistem, perairan sungai mempunyai berbagai komponen biotik dan abiotik yang saling berinteraksi membentuk suatu jalinan fungsional yang saling mempengaruhi. Komponen pada ekosistem sungai akan terintegrasi satu sama lainnya membentuk suatu aliran energi yang akan mendukung stabilitas ekosisten tersebut.
Hasym,mundir  (2012), Keadaan sungai Harapan umumya baik,karena  di lihat dari keadaan tanahnya perairan di. Perairan ini awalnya bersumber pada keadaan desa nya yang semula berupa di pesisir yang yang menghasilkan air yang jernih. Jika di lihat untuk budidaya ikan, umumnya perairan ini untuk budidaya ikan sungai seprti ikan lele,ikan mas,ikan mujair,ikan sepat,dan lain sebagainya yang termasuk ikan sungai air tawar.
Kualitas air yaitu sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat energy atau komponen lain di dalam air. Kualitas air kekeruhan padat dan terlarut dan sebagainya ), parameter kimia (pH, oksigen terlarut, BOD, kadar logam, dan sebagainya parameter kimia (pH, oksigen terlarut, BOD,dan parameter biologi (keberadaan plankton, bakteri, dan sebagainya)
Kegiatan yang dilakukan di Keramba Jaring Apung (KJA) harus memperhatikan akibat terhadap lingkungan sekitar atau ekosistem perairan. Lingkungan Perairan sering kali tercemar oleh limbah, baik limbah rumah tangga, limbah pertanian, maupun limbah industri. Limbah rumah tangga biasanya berupa detergen dari air cucian dan sampah. Adapun limbah industri berupa bahan-bahan kimia.
Jenis ikan yang paling diungulkan oleh masarakat kalimantan barat adalah ikan mas, hal ini kerena sifat ungul ikan mas (cyprinus cappio) yang dimaksut adalah sifat-sifat menonjol yang dikehendaki oleh pemelihara ikan mas (cyprinus cappio) dengan pendekatan sifat yang dikehendaki konsumen. sifat ungul ikan mas (cyprinus cappio) ini adalah terutama sifat-sifat yang dapat memberikan produktivitas

                                                       BAB III
METODElOGI PRAKTIKUM
3.1  Waktu dan Tempat
Di pusat pelatihan mandiri kelautan dan perikanan ( P2MKP ) Di jln.H.Rais Kel. Parit Mayor, Kec. Pontianak Timur, Kota Pontianak.. Pelaksanaan meliputi kegiatan di Keramba Jaring Apung dan keramba Jaring Tancap.
3.2   Metode Praktek
Kegiatan praktikum kali dengan pengumpulan data primer yang pelaksanaannya melalui 2 (dua) pendekatan.
a). Observasi lapangan
Kegiatan ini melalui observasi atau pengamatan secara langsung terhadap kegiatan di Balai dan di Keramba Jaring Apung. (KJA) dan (KJT).
b). Wawancara
Kegiatan ini dilakukan dengan melakukan wawancara atau komunikasi dan sering secara lansung terhadap Bapak Mawardi, S.Pi selaku ketua di kelompok budidaya KJA dan KJT tersebut.


BAB IV
PUSAT PELATIHAN MANDIR KELAUTAN DAN  PERIKANAN            (P2MKP)
4.1 Sejarah P2MPK
Usaha Keramba Jaring Apung (KJA) ini bermula dari kesadaran dan sekaligus menyalurkan hobi yang mereka miliki, usaha ini dilakukan pada tahun 1999 yang modal-modalnya mereka keluarkan sendiri-sendiri Usaha Keramba Jaring Apung (KJA) yang dimiliki Pak Mawardi.
Disungai kapuas ini airnya termasuk bagus untuk kegiatan budidaya ikan mas terutama pembesaran namun pada musim hujan air disungai kapuas ini curang baik ini kerena banyaknya masarakat yang melakukan penambangan yang menyebabkan menurunya kualitas air, dan penyebab lain menurunya kualitas air di sungai kapuas adalah limbah paberik, limbah rumah tangga yang tidak bisa diurai atau sulit untuk diurai (memakan waktu yang lama).
4.2  Peran dan Fungsi
Peran dan fungsi keramba jaring apung (KJA) ini adalah sebagai tempat kegiatan budidaya khususnya pembesaran ikan, keramba jaring apung (KJA) ini juga bisa dijadikan tempat untuk melakukan PKL dan KPA. Selain itu keramba jaring apung ini bisa membantu untuk memenuhi permintaan ikan di pasar.
4. 3 Sarana dan prasarana
Dalam usaha pembesaran ikan mas di keramba jaring apung. Sarana dan perasarana yang dibutuhkan. Sarana dan prasarana sangat menentukan keberhasilan dalam usahanya tersebut.
Adapun sarana dan prasarana yang digunakan dalam pembesaran ikan mas di keramba jaring apung adalah meliputi:
a. Sarana
1) Keramba jaring Apung
2) Bibit dan
3) Pakan .
Adapun bahan yang digunakan dalam pembuatan keramba jaring apung adalah : Waring, Kayu, dan Papan, Derum pelastik, Baut, mor , paku, pemberat dan jangkar
b.        Prasarana
prasana budidaya yang terdapat di keramba Jaring apung terdiri dari
1) Rumah jaga
Rumah jaga yang terdapat di lokasi budidaya jaring apung memiliki ukuran 4X4 meter yang digunakan untuk manitoring tempat tersebut dan sebagai tempat istirahat setelah selesai memberi pakan ikan
5.5 Komoditas Yang Dibudidayakan
Komuditas yang di budidayakan Keramba Jaring Apung (KJA) ini adalah :
1) Ikan mas (Cyprinus carpio)
2) Ikan nila (Tilapia nilotica)
3) Ikan Lele (Clarias Sp)


                                                      

BAB V
PEMBAHASAN 
Di antara jenis ikan air tawar, ikan mas (Cyprinus carpio) Ikan nila (Tilapia nilotica) dan Ikan Lele (Clarias Sp) merupakan ikan yang paling poupler di masarakat. Memilihara ikan mas (Cyprinus carpio) mengunakan sistim Keramba Jaring Apung (KJA) merupakan sisem yang baik hal ini kerena bisa mempercepat pertumbuhanya bila dibandingkan dengan di kolam sistim lain. Pertumbuhan ikan mas di Keramba Jaring Apung (KJA) hanya membutuhkan waktu 3-4 bulan. Selain itu ikan mas (Cyprinus carpio) bayak diminati oleh masarakat. Selain harganya bisa terjangkau daginnya enak dan mempunyai protein yang cukup tinggi, kata bapak pemilik Keramba Jaring Apung (KJA) itu.
Alur proses pembesaran
Budidaya adalah usaha memungut hasil yang optimal, tetap, dan kontiniu. Dalam hal ini manusia dapat mengatur kondisi ikan yang dipelihara, lingkungan tempat hidup sehingga tujuanya lebih optimal. Jadi untuk memungut hasil yang optimal kita harus memperhatikan alur peruses budidayanya. Alur peruses pembesaran adalah proses dimana dimulai dari pemilihan persiapan bibit, pemberian pakan, laju pertumbuhan, kualitas air, hama dan penyakit.

a. Persiapan bibit
b. Pemberian pakan
c. Kualitas Perairan
d. Pengendalian Hama dan Penyakit


            1. Klasifikasi Ikan Mas (Cyprinus Carpio)
Ikan mas (Cyprinus carpio) yang adadi indonesia khususnya di kalimantan barat di bagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok ikan mas untu kosumsi dan kelompok ikan mas untuk hiasan. Ikan mas (Cyprinus carpio) ilmu taksonomi hewan, Ikan mas (Cyprinus carpio) di klasifikasikan sebagai berikut.
Filum                     : Chordata
Anak filum             : Verteberata
Induk kelas            : Pisces
Kelas                      : Osteichthyes
Anak kelas            : Actinopterygii
Bangsa                  : Cypriniformas
Anak bangsa         : Cyprinoidei
Suku                      : Cyprinidae
Marga                    : Cyprinus
Jenis                      : Cyprinus carpio.          

Marpologi Ikan Mas (Cyprinus Carpio)
Bentuk tubuh ikan mas (Cyprinus carpio) agak memanjang dan memipih tegak (koppreesed). Mulut terletak di ujung tengah (terminal) dan dapat disumbulkan (protakil). Bagian antarior mulut terdapat 2 (dua) pasang sungut. Secara umum hampir seluruh tubuh ikan mas (Cyprinus carpio) ditutupi oleh sisik. Sisik ikan mas berukuran relatip besar dan digolongkan kedalam sisik tife sikloit. Selain itu, tubuh ikan mas juga dilengkapi dengan sirip. Sirip punggung (dorsal) berukuran relatif panjang dengan bagian belakang berjari-jari keras dan sirip terakhir, yaitu sirip ketiga dan keempat, bergerigi. Letak permukan sirip pungung berseberangan dengan sirip perut (venteral). Sirip dubur (anal) yang terakhir bergerigi. Linea lateralis (gurat sisi) terletak dipertengahan tubuh, melintang dari tutup insang sampai keujung belakang pangkal ekor. Pharynreal teeth (gigi kerongkongan) terdiri dari 3 daris yang berbentuk gigi geraham.
Klasifikasi ikan nila (Oreochromis niloticus) 
Adapun sistematika ikan nila (Oreochromis niloticus) menurut Suyanto (2005), adalah sebagai berikut:
kingdom          : Animalia
filum                : Chordata
kelas                : Osteichthyes
ordo                 : Percomorphi
sub-ordo          : Percoidea
famili               : Cichlidae
genus               : Oreochromis
spesies             : Oreochromis niloticus.

6.4 Morfologi ikan nila
Ikan nila mempunyai ciri yang khas, yaitu adanya garis vertikal yang berwarna gelap disirip ekor sebanyak enam buah dan garis seperti ini juga terdapat pada sirip punggung dan sirip duburnya.Bentuk tubuh ikan nila pipih meruncing, posisi mulut superior dan dapat disembulkan, sisik ktenoid dan memiliki sirip yang lengkap, terdiri atas sirip dorsal, ventral, pektoral, anal, dan caudal.Posisi sirip ventral terhadap pektoralnya adalah abdominal.Ikan nila mempunyai linea lateralisyang lengkap dan terputus.Ada beberapa ciri yang dapat membedakan ikan nila jantan dan betina.Pada rahang terdapat bercak kehitaman.Sisik ikan nila adalah tipescenoid.Ikan nila juga ditandai dengan jari-jari dorsal yang keras, begitupun bagian awalnya.Dengan posisi siap awal dibagian belakang sirip dada (abdormal) (Tariga, 2012).
Klasifikasi Ikan Lele
Klasifikasi ikan lele menurut SNI (2000), yaitu:
Filum               : Chordata
Kelas               : Pisces
Subkelas          : Teleostei
Ordo                : Ostariophysi
Subordo          : Siluroidae
Famili              : Clariidae
Genus              : Clarias
Spesies            : Clarias sp

Morfologi Ikan Lele
  1. Secara umum, ikan lele mempunyai bentuk tubuh yang bulat dan memanjang.
  2. Kulitnya licin, berlendir, namun tidak bersisik.
  3. Tubuhnya memiliki warna yang berbeda untuk setiap jenis lele. Tiap-tiap lele mempunyai warna khas yang membalut tubuhnya.
  4. Ikan lele memiliki ukuran mulut yang relatif lebar dan hampir membelah setengah dari lebar kepalanya.
  5. Memiliki kumis yang terletak di area sekitar mulutnya. Kumis ini pula yang menyebabkan ikan lele sering disebut catfish. Kumis ini memiliki fungsi sebagai alat untuk meraba pada saat mencari makan atau bergerak biasa.
  6. Sebagai alat bantu untuk berenang, ikan lele juga mempunyai 3 buah sirip tunggal, yaitu sirip dubur, sirip ekor, dan sirip punggung.
  7. Ikan lele juga mempuyai dua buah sirip yang berpasangan, yaitu sirip perut dan sirip dada. Disamping digunakan sebagai alat bantu berenang, sirip juga memiliki fungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh ikan lele saat diam atau tidak bergerak.
  8. Pada bagian sirip dada terdapat sirip yang runcing dan keras yang disebut patil yang digunakan sebagai senjata.
  9. Disamping itu, patil juga bermanfaat sebagai alat untuk berjalan di darat tanpa air dalam rentang waktu yang lama dan dengan jarak tempuh yang cukup jauh.
a.       Pengendalian hama penyakit ikan
 Pengendalian hama dan penyakit ikan. Selama pemeliharaan, kesehatan ikan selalu diamati agar dapat melakukan penaggulangan sedini mungkin. Hamaikan dapat berupa hama perusak, pesaing dan pemangsa yang dapat mengganggu pertumbuhan ikan sehingga menurunkan jumlah produksi.Hama tersebut dapat dibasmi secara kimia (menggunakan obat-obatan), biologi (menekan pertumbuhannya dengan memasukkan hewan predator) maupun menangkap hama secara langsung. Apabila ditemui tanda-tanda serangan penyakit, maka segera dilakukan diagnostik dan pengobatan serta memisahkan atau membuang ikan yang terserang.

 Kualitas Air
Lokasi untuk penempatan Keramba Jaring Apung harus memiliki kualitas air yang baik. Adapun parameter kualitas air yang harus diperhatikan adalah:
1. Oksigen
Oksigen yang terlarut merupakan kebutuhan utama dan faktor pembatas bagi ikan. Apabila jumlah ketersediaannya kurang mencukupi maka pertumbuhan ikan dapat terhambat. Menurut Zonneveld dkk.(1991) kebutuhan oksigen pada ikan mempunyai kepentingan dua aspek, yaitu kebutuhan lingkungan bagi spesies tertentu dan kebutuhan konsumsif yang tergantung pada metabolisme ikan. Perbedaan kebutuhan oksigen dalam suatu lingkungan bagi ikan dari spesies tertentu disebabkan oleh adanya perbedaan struktur molekul sel darah ikan, yang mempengaruhi hubungan antara tekanan parsial oksigen dalam air dan derajat kejenuhan. Menurut Deswati (2002) lokasi harus memiliki oksigen terlarut >5 ppm. Pada saat praktek kerja lapang Teluk Pegametan memiliki oksigen terlarut berkisar antara 3,54-5,28 ppm.
2. Derajat Keasaman (pH) Air
Menurut Kordi (2004) pH air mempengaruhi kesuburan perairan karena mempengaruhi kehidupan jasad renik. Perairan asam akan kurang produktif, malah akan membunuh ikan. Pada pH rendah (keasaman yang tinggi) kandungan oksigen terlarut akan berkurang, sebagai akibatnya konsumsi oksigen akan menurun, aktifitas pernapasan akan naik dan selera makan berkurang. Hal ini yang sebaliknya terjadi pada saat basa.
3. Suhu
Aktivitas metabolisme ikan di pengaruhi oleh suhu, karena penyebaranya pun dibatasi oleh suhu. Suhu sangat berpengaruh terhadap kegiatan dan pertumbuhan ikan. Suhu juga dapat menyebabkan kematian bila peningkatan suhu air sangat drastis. Sifat ikan yangpoikilotermis (suhu tubuh ikan dipengaruhi oleh air disekitarnya) mengakibatkan rendahnya tingkat metabolisme setelah air mengalami penurunan suhu.
Distribusi suhu secara vertikal perlu ketahui karena mempengaruhi distribusi mineral dalam air karena kemungkinan terjadi pembalikan lapisan air. Suhu air akan mempengaruhi juga ketentuan (viskositas) air. Perubahan suhu air yang drastis dapat mematikan ikan karena terjadi perubahan daya angkut darah. Seperti diketahui daya angkut darah akan lebih rendah pada suhu tinggi.
Suhu sangat berpengaruh juga terhadap nafsu makan ikan. Di Indonesia perairan lautnya memiliki suhu yang konstant setiap tahunnya yaitu 27°-30°C.
4. Salinitas
Salinitas adalah konsentrasi rata-rata seluruh larutan garam yang terdapat di dalam air laut. Konsentrasi garam-garam jumlahnya relatif sama dalam setiap contoh air, sekalipun pengambilanya dilakukan di tempat yang berbeda. Menurut Sunyoto (1994)
5. Arus Air
Arus air sangat membantu proses penukaran air di dalam keramba. Arus air juga membantu membersihkan sisa-sisa makanan dan sisa-sisa metabolisme ikan. Selain itu arus air juga dapat membawa oksigen terlarut yang sangat diperlukan oleh ikan. Meskipun demikian, arus air dapat menyebabkan ikan yang terdapat di dalam keramba menjadi stress dan juga bisa merubah posisi KJA apabila arus air berlebihan. Sedangkan apabila arus air terlalu rendah juga maka akan cepat terjadi penempelan organisme pada jaring. Kecepatan arus ideal adalah 20-50 cm/detik. Pada saat praktek kerja lapang kecepatan arus air di perairan Teluk Pegametan berkisar antara 9-25 cm/detik.
6. Kedalaman Air
Kedalaman perairan minimal yang baik untuk penempatan Keramba Jaring Apung (KJA) adalah 1 m, yaitu jarak dari keramba dengan dasar perairan, atau antara 7-15 m jarak dari permukaan air sampai ke dasar perairan. Apabila terlalu dangkal, lumpur dan kotoran air akan dengan mudah terakumulasi oleh ombak. Dasar perairan sebaiknya berupa pasir, pasir berlumpur, atau pasir berbatu, sehingga memudahkan dalam pemasangan jangkar bagi Keramba Jaring Apung (KJA).
7. Gelombang
Keramba Jaring Apung (KJA) sebaiknya terhindar dari gelombang dan angin yang keras. Ombak yang terus-menerus dapat membuat air menjadi beriak dan menyebabkan stress pada ikan, sehingga ikan tidak dapat diam didasar jaring dan energi terbuang habis. bagian konstruksi KJA. Untuk itu lokasi KJA biasanya dipilih dekat dengan pulau-pulau agar mengurangi kekuatan dari gelombang tersebut.

8. Predator
Predator atau pemangsa utama ikan yang ada di dalam Keramba Jaring Apung (KJA) adalah hewan pemakan ikan. Untuk menghindari ikan dari serangan tcukup mudah, dengan menambahkan pelindung atau jaring penutup ataupun dengan memakai shellter..
9. Lalu Lintas perairan
Posisi Keramba Jaring Apung (KJA) lebih baik jauh dari jalur transportasi, dimana perahu atau kapal sering melintasi jalur tersebut. Selain itu disebabkan juga karena kapal-kapal mengeluarkan sisa-sisa pembakaran sehingga menyebabkan lingkungan menjadi tercemar. Oleh karena itu, biasanya lokasi untuk budidaya ditempatkan di daerah teluk, selat diantara pulau-pulau yang berdekatan, atau di perairan terbuka dengan terumbu karang penghalang (barrier reff) yang cukup panjang.
10. Pencemaran
Lingkungan Perairan sering kali tercemar oleh limbah, baik limbah rumah tangga, limbah pertanian, maupun limbah industri. Limbah rumah tangga biasanya berupa detergen dari air cucian dan sampah. Adapun limbah industri berupa bahan-bahan kimia.
11. Kelestarian lingkungan
Kegiatan yang dilakukan di Keramba Jaring Apung (KJA) harus memperhatikan akibat terhadap lingkungan sekitar atau ekosistem perairan.
BAB VI
PENUTUP

6. 1. Kesimpulan
    Dari hasli praktikum tersebebut dapat di simpulkan bahwa dalam budidaya keramba jaring apung di peroleh informasi tentang unit budidaya ikan di parit mayor di antaranya adalah :          
Ø  Budidaya adalah usaha memungut hasil yang optimal, tetap, dan kontiniu. Dalam hal ini manusia dapat mengatur kondisi ikan yang dipelihara, lingkungan tempat hidup sehingga tujuanya lebih optimal.
Ø  Dari hasil wawancara di peroleh informasi bahwa perairan yang ada di parit mayor bahwa perairan bebas dari limbah beracun sesuai dengan data lab yang di tunjukan.
Ø  Faktor yang menentukan keberhasilan budidaya adalah penangana pakan dengan memberi obat-obatan prabiotik.



6.2 Saran
Saran yang dapat di berikan adalah sebagai berikut
Ø   Sebaiknya fasilitas dalam budidaya di perlengkap dengan menambah unit keramba jaring apung
Ø  Petakan keramba yang kosong seharusnya di maksimalkan agar hasil lebih optimal dan efesien tempat budidaya.
Ø  Lebih di jaga  dan di rawat agar keramba tetap bertahan lama
Ø  Sebaiknya rekontruksi keramba di perbaiki dan di perluas agar bisa memenuhi ketersedian ikan,dan SDM dari ilmu perikanan di tambah agar bisa mempermdah dalam pelatihan apabila ada kegiatan praktikum.



Lampiran                
Gambar 1 petakan KJA dan KJT
















                                                                       

DAFTAR PUSTAKA
Santoso, B. 1992. petunjuk peraktis budidaya ikan mas. Kanisius. Jakarta
Satyani, D., Kualitas air untuk ikan air tawar. Informasi dunia pertanian, penebar swadaya, Jakarta 2002
Asmawi, S, 1983. pemeliharaan ikan dalam keramba. Cetakan pertama. Diterbitkan atas kerjasama pemerintah DKI jakarta dan PT. Gramedia jakarta.
Rochdianto, agus, budidaya ikan di jaring terapung (jakarta : penebar suadaya 2004 )
Effendie, M.I. 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama, Yogyakarta.
. Rahayu, S.E. 2000. Pengaruh Stimuli Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Jantan Terhadap perkembangan
Ovarium Melalui Indera Sensori (Mata, Hidung dan Kulit). Disertasi. Program Pascasarjana Universitas Airlangga Surabaya

.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

MANEJEMEN WILAYAH PESISIR DAN LAUT"KAB.SAMBAS"